#diary (calon) Psikolog Juga Manusia Ep. 3

episode 3 foto

“Siapa bilang anak psikologi cuma belajar tentang gangguan jiwa?”

 

HAI blog readers. Apa kabar? Ayo siapa yang nungguin #diary (calon) Psikolog Juga Manusia episode selanjutnya? Sebenernya niat awal episode 3 ini bisa tayang di tanggal 29 April 2018, tapi karena kemarin sakit hampir satu minggu, jadinya tulisan ikut molor juga.

Kali ini aku kembali akan bercerita tentang pengalaman pribadi kuliah di Magister Profesi Psikologi Unpad. Pengalaman ini sendiri dialami ketika aku berada di semester 3, which is hampir dua tahun lalu –Ya Tuhan udah lama banget, aku ingin lulus!— Oke, kita mulai yaa…

Semua berawal dari keharusan kami (mahasiswa Magister Profesi Psikologi Klinis Dewasa) untuk mengambil dua mata kuliah pilihan, yang salah satu diantaranya wajib mengambil Psikologi Medis. Pilihan tapi wajib? Yang bingung harap terima aja ya.. Dosen dari mata kuliah psikologi medis ini merupakan salah satu dosen muda (dengan banyak prestasi) di kampusku. Hanya ada dua tugas besar selama kuliah psikologi medis dalam satu semester, yaitu membuat jurnal penelitian yang diharapkan untuk di publish, sama satu lagi bikin proposal penelitian yang merupakan hasil kerjasama dengan mahasiswa di Maastricht University, Belanda. Di akhir kerjasama itu, mahasiswa Maastricht akan mempresentasikan proposal yang sudah didiskusikan di kampusnya, lalu dari sekian banyak kelompok, salah satu yang terpilih akan mendapatkan hadiah sebesar 2000euro, dana ini diberikan untuk biaya pelaksaan penelitian yang terpilih tersebut. Ribet ya? Ya waktu itu aku dan beberapa teman kelompok juga ribet kok.

Kita bongkar sedikit rahasia ya, kami diam-diam pada berharap nggak jadi kelompok yang terpilih, bukannya apa-apa, di semester tiga itu kan barengan sama kerja praktek, yang otomatis dikejar sama laporan kasus dan harus mengejar 7 seminar kasus juga. Belum lagi harus membuat proposal penelitian cikal bakal tesis. Kebayang kan?

Sampai lah di akhir semester, di hari pengumuman siapa yang akhirnya berhak mendapatkan uang 2000euro. Ya, tebakannya bener, kelompok ku yang beruntung(?) dapetin uang itu, yang artinya kewajiban kami saat itu belum selesai, kami masih harus melaksanakan proposal penelitian yang telah dibuat.

Dengan sedikit (tidak) terima, akhirnya kami mulai untuk mengembangkan proposal tersebut menjadi lebih aplikatif, apa saja persiapan yang perlu kami lakukan, berapa banyak dana yang diperlukan, hingga materi apa saja yang akan ditampilkan di pelatihan tersebut. Perencanaan yang telah dibuat pun akhirnya molor hampir satu tahun, kenapa? Ya jelas karena persiapannya yang penuh dengan kerumitan, dari mulai nyamain jadwal keenam anggota kelompok, menyamakan persepsi antar anggota kelompok, menjadwalkan diskusi dengan supervisor (yaitu dosen kami yang supersibuk), hingga koordinasi dengan pihak luar.

Jujur saja, banyak suka dukanya ngurusin pelatihan ini. Dari mulai perbedaan pendapat antar anggota kelompok, ribetnya ngurusin birokrasi ke pihak pemerintahan, sampai ‘nasehat’ yang selalu diberikan oleh supervisor setiap kali kami memberikan laporan kemajuan persiapan acara ini.

Dan akhirnya setelah setahun lebih mempersiapkan, acara pelatihannya dapat terlaksana juga. Alhamdulillah…. Usaha dan perjuangan kami selama ini dapat terlaksana.

 

20180514_143221

Setelah selesainya acara ini, aku jadi banyak bersyukur dan merasa menjadi salah satu orang yang beruntung. Kenapa?

Karena, ini merupakan salah satu kesempatan yang belum tentu dateng dua kali dan dateng ke banyak orang. Dari acara ini, aku mempelajari banyaaaak banget hal baru, dari mulai merencanakan sebuah acara dari awal, membahas konsep acara, mempersiapkan materi yang akan disampaikan, menghitung budget yang diperlukan untuk kegiatan ini, melakukan koordinasi sama banyak pihak, sampai mencari pemateri yang tepat. Rasanya lelah dan rasa malas yang awalnya menghantui itu dengan perlahan mulai hilang, dan tergantikan dengan rasa syukur dan bangga. Ternyata di Magister Profesi Psikolog ini aku bukan hanya belajar tentang bagaimana menjadi seorang psikolog yang baik, tapi juga hal lain yang tidak kalah baiknya..

Terima kasih Kang Aulia Iskandarsyah dan teman-teman satu tim atas pengalaman berharga ini :”)

IMG-20180419-WA0002

Leave a comment